Mengapa Hari Ibu Itu Ada ?



”Harusnya hari ini bunda ga usah kerja neh, kan hari ini hari ibu” demikianlah sebuah ucapan seorang ibu kepada penghuni rumah. Ehm…tidak ada yang salah dengan kalimat itu, harusnya seorang ibu-yang memiliki anak sudah besar-idealnya tinggal khusyu beribadah dan menanti kiriman ”dana bulanan” dari anak-anaknya serta sudah disiapkan kebutuhan hariannya oleh anak-anaknya.

Pengistimewaan yang tidak Istimewa

”Saya mau kasih kado ah untuk mama pada hari ibu nanti” ucap seorang anak kepada teman-teman sekolahnya. Dan teman yang lain menanggapi dengan penuh antusias.

Tidak ada yang salah pada kalimat yang disampaikan seorang anak itu, yang jadi masalah adalah ketika niat baik kita, tidak segera kita wujudkan, ketika kemampuan itu Allah SWT berikan. Mengapa memberi hadiah kepada manusia mulia bernama ibu harus menunggu sampai tanggal 22 Desember? Apakah hanya pada tanggal itu kita memuliakan seorang ibu?

Kita mengetahui semua, sejak 9 bulan di dalam kandungan dan sampai kita menjelang dewasa, tidak ada sedikit-pun kata-kata penyesalan yang keluar dari bibir manis ibu-ibu kita. Dan kesalahan yang sering kita lakukan, biasanya hanya di respon dengan senyuman lembut dan teguran yang begitu menyejukkan. Dan kita hanya memberinya hadiah pada 22 Desember saja? Harusnya tidak ada hari ibu, yang ada harusnya setiap hari 24 jam. 7 hari, satu bulan adalah waktunya memberikan yang terbaik untuk ibu kita.

Ibu kita hanya butuh kelembutan dan kasih sayang kita

Ehm…

Ada kisah seorang pemuda sederhana, sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi, pemuda ini senantiasa berusaha tidak memberatkan ibu-nya, baik memberatkan kebutuhan financial atau lainnya. Maklum, ibunya juga membantu suami berdagang kaki lima di salah satu kota di Indonesia.

Sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi, selalu masuk dalam sekolah negeri yang tentunya dalam hal pembiyaan, sangat meringankan orangtuanya. Pernah saat sekolah SMK dia berusaha tidak meminta uang jajan kepada orang tuanya. Niat dia masuk SMK juga agar meringankan beban orangtuanya, dia berharap setalah lulus dapat langsung bekerja dan penghasilannya akan diberikan sebagian untuk ibunya. Pemuda itu mulai berbisnis kecil-kecilan saat sekolah, dan diakhir tahun sekolahnya, pemuda itu punya keinginan untuk kuliah, pesan ibunya, ”Silahkan, asal jangan kampus swasta.”, Dan akhirnya pemuda itu dapat masuk kampus negeri di Jakarta dan mendapat beasiswa selama 5 tahun kuliah. Apakah ini berkah dari Ridho seorang ibu? Wallahu a’lam

Ada cerita lain, ketika seorang anak menitipkan orangtuanya/ibunya di panti jompo, mungkin niatnya baik, tapi ketahuilah bahwa, orangtua kita akan menilai, ’kita telah mengucilkan’ mereka, atau ada seorang anak yang terus dan terus memberikan harta kepada ibunya, tapi tidak ada sedikitpun senyum dan ketulusan yang diberikan dan apa yang terjadi, kehidupan anak itu berangsur sulit dan sengsara.

Salah seorang ibu pernah curhat, dia hanya butuh kata-kata lembut saat anak-anaknya berkata kepadanya, jangan ada kata-kata kasar apalagi merendahkan dia sebagai seroang ibu, dan ibu itu bercerita sambil meneteskan air mata.

Ibu adalah samudera kebaikan

Seberapa sering kita menjadi pendengar yang baik untuk ibu kita? silahkan jawab sendiri, mengapa hal ini disampaikan, karena siapa saja akan merasa senang ketika dia berbicara dan orang yang diajak berbicara mendengarkan dengan baik. Dan beberapa informasi yang kami dapat, berapa banyak sekarang anak yang sukanya berbicara terus dan ibunya di minta menjadi pendengar saja, seperti layaknya seorang boss kepada office boy, Naudzubillahimin dzaalik.

Ibu adalah samudera kebaikan, dia dapat menjadi motivator bagi kita, kasih sayangnya tidak akan pernah habis sampai kapanpun dan ibu jugalah yang siap berkorban apapun untuk kebaikan anak-anaknya. Baik kebaikan dunia ataupun akhirat.

22 Desember hari ibu?

Adakah ironis jika tanggal 22 Desember dijadikan hari ibu, hanya karena berdasarkan kongres wanita Indonesia tahun 1928, tidak adakah alasan lain yang dijadikan dasar sebagai hari ibu?

*****

Bagi kami, tidak ada hari ibu tanggal 22 Desember, karena bagi kami, seluruh waktu adalah saatnya memberikan yang terbaik bagi ibu kami khususnya dan orangtua kami umumnya.

Wallahu a’lam.

Ya Allah ya rabb…

Berilah kami kemampuan untuk senantiasa memuliakan ibu kami kapanpun dan di manapun sesuai kemampuan kami.

Ya Allah ya gaffar…

Ampunilah dosa dan kesalahan ibu/orang tua kami, sebanyak apapun dosa dan kesalahan mereka dan masukkanlah mereka ke Syurga FirdausMu dan ijinkanlah kami bersama mereka di dunia dan di akhirat.

Ya Allah Ya ’Aziiiz

Jika setiap kata dan kalimat dalam blog ini bernilai ibadah dan kebaikan berbalas pahala, maka limpahkan kebaikan dan pahala itu kepada ibu dan bapak kami.

Ya Allah ya Rahmaan…

Terimalah do’a dari seorang anak yang berusaha menjadi anak yang sholeh bagi orang tuanya ini.


Sumber
*****

Wê-Zëd

"Jam ± 05.00 – 05.30 bangun pagi lalu (biasanya lanjut kegiatan MCK, baru->) sholat shubuh, Jam ± 07.15 – 07.20 waktu berangkat ke kantor, Jam ± 12.15 – 13.30 ISHOMA (Istirahat, Sholat Dzuhur, Makan), Jam ± 15.30 (Sholat Ashar di kantor bila memungkinkan), Jam ± 16.00 – 17.00 (pulang ke rumah lanjut ISHOMA), Jam ± 17.45 – 18.30 (kegitan MCK, lanjut) Sholat Maghrib, selanjutnya santai nonton TV sambil ngemil atau makan lagi, Jam ± 19.30 – 20.00 Sholat Isya’, menyambung nonton TV dan lainnya, sekitar Jam ± 22.00 – 23.30 merebahkan diri untuk tidur dan melanjutkan kehidupan hari berikutnya."

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak