Marasi (Curculigo Latifolia)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw7UToQTdxx9-8SqywSDycA_sMGVqDRJ1RRPq5ST8dv4wraBnzSu4qzmr8fCZqXa8-SzaQGV-TB1z0nwrU2RJkCgLkdC5H2brmaKTTXVD-A-yjAVLgEWmNLLQPnY79CM6zBTRq0UIb_tGN/s320/marasi.jpg

Marasi. Nah, kalau buah yang ini, terus terang saja, tahu pun baru beberapa hari yang lalu. Itu juga hasil dari ngobrol-ngobrol dengan penjaga malam di kampung saya, kemudian saya lanjutkan dengan mengkorek-korek di internet. Kata dia, setelah makan buah marasi, minum air putih jadi manis. Jeruk nipis yang asam pun bisa menjadi manis. Menarik juga. Buah marasi bisa mengubah rasa menjadi manis karena mengandung protein yang disebut curculin. Protein ini bisa tahan di mulut sampai setengah jam sebelum akhirnya rasa manisnya menghilang.

Marasi yang aslinya dari Afrika Barat suka disebut juga dengan parasi, terasi-terasian, atau lemba. Di Papua dikenal dengan nama cua mok. Orang Prabumulih (Palembang) malah lebih ekstrim, mereka menyebutnya buah tahi (sebenarnya sih lengkapnya lentahi). Tanaman yang memiliki nama Latin, Curculigo latifolia, ini termasuk keluarga Hypoxidaceae. Ia herba yang sering dijumpai di pinggiran hutan di seluruh wilayah Indonesia hingga sebagian besar Asia Tenggara. Sosoknya tegak, dengan tinggi kurang dari 1 m. Daun tumbuh langsung dari batang dalam tanah atau rizoma. Bentuknya memanjang dan bertekstur seperti lipatan-lipatan kecil.Sekilas ia tampak seperti anakan salak atau anggrek tanah. Seperti halnya daun,bunga marasi juga muncul dari rizoma, sehingga terlihat seakan-akan tumbuh daritanah. Bunga berwarna kuning cerah, kecil, dengan 6 kelopak. Buahnya berwarna bening keputihan berukuran kira-kira 1 cm dan berbiji banyak kecil-kecil hitam seperti dragon fruit. Tanaman merumpun setinggi 80 cm itu tumbuh liar, terutama di area yang ternaungi pepohonan besar. Marasi cocok di lingkungan yang lembab dan cenderung gelap.

Marasi merupakan pesaing buah ajaib lain yang suka dikenal dengan nama miracle fruit (Synsepalum dulcificum) yang kandungan proteinnya bernama miraculin. Jika curculin di marasi terasa manis (satu-satunya protein yang berasa manis), miraculin di miracle fruit tidak. Anda pernah ketemu atau makan buah ajaib ini?
*****

Marasi Curculigo latifolia, tanaman dari keluarga Hypoxidaceae. Ia herba yang sering dijumpai di pinggiran hutan di seluruh wilayah Indonesia hingga sebagian besar Asia Tenggara. Sosok tanaman tegak, dengan tinggi kurang dari 1 m. Daun tumbuh langsung dari batang dalam tanah atau rizoma. Bentuknya memanjang dan bertekstur seperti lipatan-lipatan kecil.

Tergiur oleh keajaiban buah marasi yang bisa mengubah rasa, Retla Della, hobiis di Jakarta memboyong sejumlah pohon marasi yang ditemukan di sebuah kebun di Sukabumi. Setiba di rumah, ia langsung memindahkan marasi ke dalam pot. Tanaman disiram setiap hari. Namun alangkah kecewanya Retla. Seminggu kemudian tepi daun marasi berubah menjadi kecokelatan. Lama-kelamaan, tanaman mati.

Padahal, merawat marasi sebenarnya tidak sulit. Anggota keluarga Hypoxidaceae itu tumbuh liar di alam sehingga cukup bandel. Di habitat asli ia bahkan sering dicabut orang karena dianggap gulma. Namun, begitu didomestikasi marasi memang perlu beradaptasi. Makanya, penting mengetahui kunci perawatan, agar tanaman tumbuh baik.

Yudhi Agustinus, hobiis di Lumajang, Jawa Timur, punya pengalaman mengepotkan marasi. Ia menggunakan media 100% kompos untuk ke-50 pot marasi sejak 1 bulan lalu. Tiga atau empat tanaman sekaligus ditanam dalam pot persegi sepanjang 70 cm. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore. Pupuk gandasil D ditabur 2 kali seminggu. Cahaya matahari yang garang ia bentengi dengan shading net 70%. Dengan cara itu, kelembak-sebutan di Kalimantan-tumbuh segar dan sehat.
Lembap dan gelap

Air dan cahaya jadi kunci penting merawat marasi pot. Cahaya yang dibutuhkan sangat minim, hanya sekitar 20%. Eddy Soesanto dari nurseri Tebuwulung meletakkan marasi di bawah naungan pohon besar bertajuk rimbun. Di alam, tanaman berdaun mirip anggrek tanah itu memang tumbuh di bawah naungan pohon besar.

Karena menyukai tempat teduh, marasi sangat cocok dijadikan tanaman indoor. Marasi tahan diletakkan di dalam ruangan berpendingin selama 2 minggu. Lokasi lain yang cocok, teras. Di situ ia terlindung dari cahaya langsung dan sirkulasi udara tetap baik.

Lantaran habitat asal daerah yang sangat lembap seperti di tepian sungai, marasi sangat suka air. Apabila ditanam dalam pot, perlu dilakukan penyiraman secara teratur. Penyiraman 2 minggu pertama dilakukan setiap pagi dan sore sampai media jenuh. Setelah itu cukup sehari sekali. Untuk mempercepat pertumbuhan, pupuk B1 atau Atonik dikocorkan ke media 2 kali seminggu selama dua minggu pertama. Pemberian tatakan berisi air di bawah pot sangat dianjurkan agar tanaman bisa menyerap air terus-menerus.

Media yang digunakan harus mampu menahan air. Eddy Soesanto menggunakan campuran pupuk kambing, sekam bakar, dan andam bambu dengan perbandingan 1:1:1/2. Sekam bakar digunakan karena berbobot ringan sehingga tabulampot mudah dipindah-pindahkan. Andam bambu, menjaga kelembapan media. Apalagi marasi memang sering ditemukan di sekitar rumpun bambu.
Siap masuk pot

Bila marasi diambil dari alam, sertakan sedikit tanah asal bola akar. Akar marasi berupa akar serabut, sehingga mudah rusak. Menyertakan tanah asal meminimalisir stres akar. Pilih tanaman berukuran kecil dengan tinggi maksimal 30 cm. Bila ada bunga lebih baik. Selain itu, pangkas daun tua. Untuk tanaman besar, daun tersisa diikat dengan tali agar tidak patah. Marasi siap masuk pot. Sebelumnya, pot diisi sekam bakar di bagian dasar dan media campuran di atasnya. Tanaman dibiarkan terikat selama seminggu. Setelah itu dibuka perlahan saat tanaman sehat.

Eddy belum pernah memberikan pupuk tambahan dalam perawatan marasi selain penyiraman dengan air. Menurut pengamatannya, marasi termasuk tanaman yang tidak butuh banyak perawatan. Ia juga belum mengetahui metode khusus untuk membungakan dan membuahkan. Selama ini ia hanya membiarkan bunga tumbuh secara alami. Pupuk B1 atau Atonik hanya diberikan saat tanaman baru dipindahkan ke dalam pot untuk memperkuat kondisi tanaman.

Agar nantinya buah lemba-nama dalam bahasa Melayu-yang muncul di pangkal batang bebas kotor, pada permukaan media ditaburkan pasir malang. Itu mengurangi cipratan air dari media ke buah saat penyiraman. Dari tanaman setinggi 30 cm, biasanya dibutuhkan waktu 3 bulan sampai marasi mengeluarkan bunga. Sebulan kemudian buah muncul.

Curculin
Marasi bisa memanipulasi rasa karena kandungan curculin di dalamnya. Curculin adalah satu-satunya protein yang berasa manis, sekaligus berfungsi sebagai
pengubah rasa. Hampir sama dengan kandungan pada miracle fruit, yaitu protein pengubah rasa bernama miraculin. Bedanya, miraculin tidak berasa manis.

Namun rasa manis dari marasi hanya bertahan sebentar di mulut. Diduga, hal itu terjadi akibat adanya ion Mg+2 dan Ca+2 pada air liur. Para peneliti di
Universitas Nasional Yokohama memperkirakan, ion-ion tersebut akan mengikat protein penyebab rasa manis. Ketika air diteguk, ikatan ion-protein itu terlepas kembali. Itulah sebabnya curculin muncul lagi, sehingga air berasa manis seperti sirup.

Selain air, rasa asam juga diduga bisa menghilangkan ikatan ionprotein itu. Efeknya rasa manis akan menonjol justru setelah rasa asam dikonsumsi.

Para peneliti di Institut Bioinformatika dan Bioteknologi Terapan di Bangalor, India, kini tengah meneliti kemungkinan curculin dijadikan pemanis buatan.
Harapannya, kelak pemanis ini bisa dimanfaatkan untuk para penderita diabetes, obesitas, dan hyperlikemia. Sebab, sebagai protein, curculin punya kelebihan
yakni tidak mempunyai efek samping seperti sakarin yang diindikasikan memicu kanker.

Penambah tenaga
Tak berlebihan bila marasi sudah lama dimanfaatkan oleh penduduk di Jawa Barat untuk menambah tenaga karena rasa manisnya. Sedangkan di kalangan pencinta alam,
parasi atau lemba itu kerap menjadi dewa penolong pada saat perbekalan menipis. Dengan mengunyah beberapa butir marasi, tubuh yang loyo kembali bugar dan lebih
tahan menghadapi hawa dingin.

Oleh masyarakat di Jawa Barat, buah marasi digunakan untuk obat perangsang nafsu makan dan obat sakit kepala. Sedangkan di Kalimantan, pada zaman dahulu, daun
marasi layaknya daun pandan atau mendong sebagai bahan baku kerajinan pembuatan tas dan perlengkapan rumah tangga. Caranya, daun dilayukan terlebih dulu, lalu
disusun atau dianyam sesuai peruntukkan.

Sementara di beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura, marasi telah dijadikan tanaman hias. Tanaman yang cepat merumpun itu memang selain bunganya
menarik, juga daunnya menjuntai membentuk rangkaian yang manis. Pantas kalau para landscaper banyak menggunakannya sebagai elemen taman.
*****

  1. Bagian akarnya berfungsi untuk:
    ~ Mengubati sakit ginjal
    ~ Menguatkan fungsi seks
    ~ Menghilangkan sakit perut kerana kedinginan.
    ~ Mengobati sakit kepal
  2. Buah lemba yang manis dapat menggantikan gula bagi pengidap kencing manis.
  3. Buah lemba yang manis dicampurkan dengan air dan diminum dapat untuk meredakan demam.
  4. Marasi juga dikatakan dapat mengobati demam malaria
  5. Mengobati batuk
  6. Merawat bengkak
  7. Melancarkan kencing
  8. Biji lemba yang berwarna hitam seperti biji selasih dicampurkan dengan sirup dapat menyejukkan badan
*****

Manipulasi rasa dengan Marasi. Anda mungkin pernah mendengar nama tanaman ini, atau pernah tergiur oleh keajaiban buah marasi yang bisa mengubah rasa, Marasi merupakan pesaing buah ajaib lain yang dikenal dengan nama miracle fruit (Synsepalum dulcificum) yang kandungan proteinnya bernama miraculin. Jika curculin di marasi terasa manis (satu-satunya protein yang berasa manis), miraculin di miracle fruit tidak. Anda pernah ketemu atau makan buah ajaib ini?

Kekhasan dari buah ini (saat ini memang belum di budidayakan), setelah makan buah marasi, minum air putih jadi manis. Jeruk nipis yang asam pun bisa menjadi manis karena pengaruh sebutir miracle fruit yang dikulum sebelumnya. Buah ajaib pencipta rasa manis itu berasal dari Afrika Barat. Antara yakin dan nggak, karena buah ini banyak meluas tertanam di tanah Sukabumi. Di Indonesia, buah serupa mengubah semua rasa menjadi manis sudah dikenal penduduk pedesaan sejak lama. Mereka menyebutnya marasi, parasi, atau lemba.

Buah marasi mempunyai kemampuan memanipulasi rasa. Ketika saya mencicipi, rasa buah yang agak asam pada awalnya, lama-kelamaan berubah menjadi manis. Namun, rasa manis itu lumayan bisa sampai setengah jam. Anehnya, setelah minum, air akan terasa manis bagaikan sirup. Saya pun berulang kali meneguk air untuk membuktikan keistimewaannya itu. Dan memang, rasa manis bertahan cukup lama.

Inilah keanehan buah marasi. Tanaman ini masih satu kerabat dengan tanaman congkok itu. Marasi bisa memanipulasi rasa karena kandungan curculin di dalamnya. Curculin adalah satu-satunya protein yang berasa manis, sekaligus berfungsi sebagai pengubah rasa. Hampir sama dengan kandungan pada miracle fruit, yaitu protein pengubah rasa bernama miraculin. Bedanya, miraculin tidak berasa manis.

Dari berbagai sumber
*****

Wê-Zëd

"Jam ± 05.00 – 05.30 bangun pagi lalu (biasanya lanjut kegiatan MCK, baru->) sholat shubuh, Jam ± 07.15 – 07.20 waktu berangkat ke kantor, Jam ± 12.15 – 13.30 ISHOMA (Istirahat, Sholat Dzuhur, Makan), Jam ± 15.30 (Sholat Ashar di kantor bila memungkinkan), Jam ± 16.00 – 17.00 (pulang ke rumah lanjut ISHOMA), Jam ± 17.45 – 18.30 (kegitan MCK, lanjut) Sholat Maghrib, selanjutnya santai nonton TV sambil ngemil atau makan lagi, Jam ± 19.30 – 20.00 Sholat Isya’, menyambung nonton TV dan lainnya, sekitar Jam ± 22.00 – 23.30 merebahkan diri untuk tidur dan melanjutkan kehidupan hari berikutnya."

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak