thinkbaby.co.uk MENURUT penelitian terbaru, ibu yang stres saat hamil bisa menyebabkan sang bayi mengalami obesitas semenjak dalam rahim.
Indikasi itu terlihat dari percobaan terhadap hewan. Terlihat, tikus hamil yang menjalani diet rendah protein melahirkan keturunan betina yang mengalami penambahan berat badan dengan cepat. Tak hanya itu, bayi juga akan memiliki risiko terkena diabetes di kemudian hari.
Dr Ruijun Han, ketua tim peneliti AS dari University of Minnesota, menggelar tes laboratorium yang menunjukkan bahwa efek penggemukan disebabkan oleh dampak genetik dari hormon stres.
Perubahan yang sama tidak diamati pada keturunan laki-laki, yang tampaknya tumbuh secara normal. Seperti dikutip dari Press Association, Rabu (13/4), para ilmuwan pun percaya penemuan mereka pada tikus ini memiliki implikasi bagi manusia.
Para ilmuwan memfokuskan penelitian pada molekul syaraf isyarat atau neurotransmitter (NPY) yang terkait dengan nafsu makan dan penyimpanan energi sebagai lemak.
NPY bisa berefek menempel pada 'reseptor' molekul lain, yakni Y2R. Para peneliti pun ingin melihat apakah stres berpengaruh pada NPY atau reseptor.
Pertama, mereka membuat tikus betina hamil menjadi stres dan diberikan makanan rendah protein.
Kedua anak tikus jantan dan betina lahir dengan berat badan yang kurang. Tapi ketika mereka diberi makan berlemak, hanya si betina yang berkembang pesat dan mengumpulkan lemak di perut. Tak hanya itu, bayi betina juga mengalami perkembangan toleransi glukosa, kondisi pradiabetes.
Para ilmuwan juga memaparkan hormon stres epinephrine ke sel induk embrio tikus. Ini membantu sel-sel berdiferensiasi menjadi sel-sel lemak dan juga menghasilkan NPY. (Pri/OL-06)
Sumber