Tahukah anda bagaimana cara nelayan jepang menangkap ikan???
Awalnya nelayan jepang pergi berlayar jauh untuk menangkap ikan, namun....
saat ikan dibawa ke darat ikan-ikan itu mati dan mengeluarkan bau busuk, orang jepang tidak mau memakan ikan yang sudah mati dan membusuk.
Lalu...
nelayan jepang kembali pergi berlayar untuk menangkap ikan di laut jauh... karena tidak mau ikannya mati dan membusuk, nelayan jepang membawa sebuah freezer lalu ikan-ikan hasil tangkapan itu dimasukkan ke dalam freezer agar tidak membusuk
namun...
orang jepang tau membedakan mana ikan yang segar dan mana ikan yang dimasukkan ke dalam freezer untuk mencegah ikan jadi busuk dan lagi-lagi orang jepang tidak mau memakan ikan hasil tangkapan itu...
Kemudian...
nelayan jepang pergi lagi berlayar ke laut jauh untuk menangkap ikan dengan membawa sebuah tong air yang sangat besar dan diisi dengan air laut yang banyak agar ikan hasil tangkapan tetap dalam keadaan hidup saat tiba di daratan,
namun...
sampai di daratan ikan-ikan itu lemas dan tidak mau bergerak karena bosan berada di lingkungan yang lebih sempit dari lingkungan hidup awalnya, orang jepang tau membedakan mana ikan yang segar dan mana ikan yang lemas.
Selanjutnya...
para nelayan kembali berlayar ke laut jauh untuk menangkap ikan, kali ini nelayan membawa sebuah tong besar berisi air laut yang banyak dan memasukkan...
dua ekor anak ikan hiu ke dalam tong tersebut, seekor anak ikan hiu dapat memakan 4-5 ekor ikan dalam sehari dan perjalanan dari lokasi penangkapan ikan menuju daratan berjarak dua hari, jadi kedua anak ikan hiu itu dapat menghabiskan hingga 20 ekor ikan tangkapan selama perjalanan.
Apa yang terjadi???
Saat tiba di darat semua ikan tangkapan yang berada di dalam tong tersebut masih dalam keadaan segar dan lincah,
mengapa???
ternyata ikan-ikan tersebut berlomba agar tidak dimakan oleh ikan hiu yang berada di dalam tong tersebut, berlomba untuk bertahan dan mempertahankan hidup...
Pelajaran yg Bisa dipetik :
Kita, yang saya maksud anda dan saya sebagai manusia dapat diibaratkan sebagai ikan-ikan hasil tangkapan di dalam tong tersebut, dan masalah -masalah yang dihadapi diumpamakan sebagai anak hiu yang siap memakan kita, masalah itu membuat kita (maksudnya anda dan saya)mempunyai alasan untuk hidup, menjadi semangat untuk berusaha, dan memberikan motivasi agar tidak dimangsa oleh hiu, eh maksudnya masalah...
Bukannya kita yang harus menyerah pada masalah, tapi buat masalah itu yang kapok dan jera terhadap kita yang sangat sulit, atau mungkin mustahil menyerah terhadap mereka!!
Sekian
*****
Tantangan dan masalah merupakan tanda bahwa kita masih hidup,” demikian seorang filsuf pernah bertutur. Jika dicermati lebih jauh, memang tidak satu tempat pun di dunia ini yang terbebas dari tantangan. Tantangan sesungguhnya membuat seseorang semakin matang dan dewasa dalam perkembangan mental. Tantangan yang dilakoni dengan baik akan memberikan pembelajaran yang paling berharga bagi kehidupan seseorang.
Anak-anak yang terlalu enak menikmati fasilitas orangtuanya, terkadang memiliki mentalitas yang rapuh ketika harus berhadapan dengan situasi kritis dalam kehidupannya kelak. Karyawan yang hanya menjalankan rutinitas pekerjaan tanpa ada dinamika kerja, tentu akan mematikan semangat untuk mengembangkan kompetensi lebih tinggi lagi. Para pemimpin yang manja dan berharap tidak ada koflik pekerjaan akan memunculkan kompetensi yang kerdil dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukanya. Bahkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang bebas tantangan, akan membuat negara tersebut sulit berkembang.
Apakah saat ini kita menghadapi tantangan yang begitu berat di pekerjaan, keluarga, atau ekonomi? Tidak ada tantangan yang terlalu kecil untuk dilalui, demikian pula tidak ada tantangan yang terlalu besar untuk dilewati. Semua liku-liku kehidupan sesungguhnya telah diatur Sang Khalik sehingga tidak melewati batas kemampuan kita sebagai manusia. Kita tidak dapat menentukan arah angin kehidupan, namun yang pasti kita dapat mengatur layar dan bahtera kehidupan dengan maksimal. Ketika tantangan kehidupan dirasa terlalu ringan dan belum ada dinamika yang dirasakan, mungkin kita memerlukan “hiu-hiu kecil” kehidupan yang membuat kita tertantang.